Pilihan hidup terkadang sangat sulit untuk dimengerti, diterapkan atau pun di jalani. Namun setiap manusia yang terlahir berhak menentukan pilihan. Di umur remaja umumnya seorang anak sudah mampu mengembangkan pemikirannya untuk menentukan pilihan hidupnya. Namun pilihan mereka biasanya menjadi terbatas karena adanya larangan dan aturan yang diajarkan oleh orang tua mereka.
Beberapa pilihan yang layak untuk menjadi bahan pertimbangan hidup sejak dini antara lain :
1. Pilihan Keyakinan
Keyakinan merupakan sesuatu yang sangat sensitif untuk dibahas, namun karena hal ini menyangkut hak asasi manusia, jadi layak untuk diperbincangkan. Umumnya seorang anak mewarisi keyakinan orang tuanya, namun di era seperti sekarang, banyak remaja yang mampu berpikir kritis dan mencari tahu jati diri mereka untuk berlabuh ke dalam keyakinan yang mana. Namun meski demikian, peran orang tua juga penting dalam hal ini, agar keyakinan anaknya tak mengarah pada keburukan yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
2. Pilihan Studi
Studi di zaman sekarang merupakan suatu keharusan, setidaknya itulah yang tertanam pada pemikiran orang-orang tua saat ini, yang dipaksakan pada anaknya. Umumnya mereka memaksakan sesuatu yang tidak bisa orang tua capai saat mereka muda, lalu dipaksakan pada anak keturuannya. Padahal bisa jadi anak yang dipaksakan itu memiliki potensi dan bakat besar di bidang lain. Jadi sebaiknya, mumpung belum terlambat, kita perlu memberikan kebebasan pada anak kita untuk memilih bidang studi yang ia sukai, orang tua hanya bertugas sebagai fasilitator untuk studi mereka. Lalu dari sudut padang anak, meski orang tua kita memaksakan kehedan mereka, kita tidak boleh melawan secara keras, namun cukup kita buktikan saja kalau bidang yang kita pilih mampu membanggakan mereka dan bukan hanya keeogisan anak muda semata.
3. Pilihan jodoh
Jodoh merupakan sesuatu yang harus kita pikirkan setelah kita selesai dengan masalah pilihan studi. Meskipun zaman sudah modern, tapi kenyataannya masih banyak kisah tentang perjodohan sepihak (terutama di kalangan wanita). Orang tua memang berhak memilihkan jodoh yang terbaik, dan mungkin sebagian besar yang dipilihkan orang tualah yang terbaik. Namun, orang tua tak boleh memaksakan jodoh pilihan mereka pada anaknya, karena belum tentu keyakinan orang tua mampu membahagiakan anak. Banyak juga kasus awal pernikahan terlihat seperti salah memilih jodoh, namun seiring berjalannya waktu dan perputaran roda kehidupan, jodoh yang dikira orang salah itu, bisa jadi malah mampu lebih menyejahterakan, lebih mapan hidupnya. Lalu coba kita lihat dari sudut padang orang yang dijodohkan. Anak remaja sekarang banyak menikah pada umur 20-25 tahun, yang sebenarnya mental di usia tersebut masihlah labil, banyak kasus menikah muda lalu menyesal di belakang. Sebagai anak muda yang cerdas, harusnya lebih pintar mengaca pada kasus-kasus yang sudah dialami oleh orang lain, sebagai pedoman bagaimana memilih jodoh yang baik dan kapan waktu yang tepat untuk menjadikan jodoh sebagai kehidupan yang serius. Tak ada salahnya menikah muda, namun pelajari apa yang dibutuhkan, siapa yang dinikahi, dan bagaimana kehidupan setelah menikah.
4. Pilihan pekerjaan
Melihat fenomena yang terjadi saat ini, banyak orang yang orientasi memilih jenis pekerjaannya berdasarkan gaji yang ia dapat. Hal tersebut tidaklah salah, namun jika orientasi hanyalah gaji tak akan ada habisnya kita berpindah-pindah tempat bekerja. Dan hal itu memungkinkan kita dianggap sebagai seorang yang labil. Tetapkan satu pilihan, pelajari potensinya, lalu seriuslah bekerja di sana. Tak ada pekerjaan yang rugi jika kita mencurahkan seratus persen diri kita pada pekerjaan kita. Apalagi jika sudah mencintai pekerjaan, tinggal menunggu waktu sampai kita menuai hasil kerja senang kita.
Uraian di atas bisa menjadi referensi bagi mereka yang masih bingung arah kehidupannya terutama dalam keempat hal di atas. Solusi paling tepat adalah selalu mempelajari setiap pilihan, mengkonsultasikannya pada orang yang dianggap mampu, dan tak salah juga mencoba, meskipun nantinya salah, itu lebih baik daripada takut memilih yang ujung-ujungnya Anda tidak memilih sama sekali.
0 komentar:
Posting Komentar