Dalam berkeluarga ada dua peran penting yaitu sebagai kepala keluarga dan ibu rumah tangga. Kepala keluarga merupakan nahkoda dari suatu keluarga, semua keputusan keluar dari kepala keluarga, karena itulah hendaknya seorang kepala keluarga lebih bersikap demokratis dalam mengatur keluarganya. Memberikan kesempatan baik setiap anggota keluarga untuk memberikan saran, solusi dan pemikiran. Anak yang masih kecil sekalipun memiliki hak untuk mengemukakan pendapatnya, di samping untuk mencegah hubungan buruk antara orang tua dan anak, hal tersebut juga bisa mendidik anak untuk berani mengemukakan pendapat sejak dini, sehingga di masa depan tidak menjadi seorang anak penakut yang diam meskipun dia benar. Jadi sebagai kepala keluarga kita harus memilih lebih demokratis daripada mengutamakan keegoisan yang bisa
memicu pertengkaran dalam keluarga.
Lalu kedua sebagai ibu rumah tangga, banyak orang yang meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga yang memang tidak menghasilkan uang sehingga banyak orang tidak menganggapnya sebagai pekerjaan. Padahal ibu rumah tangga itu layaknya tangan kanan seorang kepala keluarga yang mengatur segala hal mulai dari keuangan, dapur, anak dan kebersihan rumah. Ada dua pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga, pertama yaitu menjadi ibu rumah tangga murni, di mana seorang ibu memang hanya berfokus mengurus rumah tangga, kedua yaitu ibu rumah tangga karier, di mana tak hanya mengurus rumah tangga namun ibu tersebut juga mengembangkan karirnya di dunia kerja. Sebenarnya tidak ada salahnya menjadi ibu rumah tangga karir, namun juga harus memperhatikan pendidikan buah hatinya. Jika sejak kecil anak sudah diurus oleh pembantu, pastikan pembantu tersebut benar-benar pembantu yang terlatih dan terdidik, sehingga sang anak tidak mengalami salah didik akibat kebiasaan yang ditanamkan oleh si pembantu. Sehingga ibu pun bisa tenang meninggalkan buah hati di rumah. Namun meski demikian, ibu tak boleh lepas tangan hanya karena anaknya sudah cukup diurus oleh pembantu. Sepulang kerja atau berkarir hendaknya sang ibu tetep memberikan pendidikan yang mungkin tak akan buah hati dapatkan dari pembantu. Sehingga karir berjalan dengan baik anak pun tumbuh
dengan cerdas dan sehat.
Ketiga, sebagai seorang anak. Biasanya kita diharuskan mengikuti pilihan dari orang tua. Namun, jika sejak dini dalam keluarga sudah diajarkan atau diterapkan demokratis. Maka di sini biasanya anak sudah mampu dan berani mengemukakan pendapatnya sendiri. Mulai dari sekolah yang akan dipilihnya, teman bermain yang dipilihnya, bahkan barang-barang yang akan dibelinya. Namun hendaknya sebagai seorang anak, meski sudah diizinkan mengemukakan pendapat, dia juga harus menerima pendapat orang lain terutama orang tuanya, yang jelas tak ada maksud orang tua untuk memberikan sesuatu yang buruk pada anaknya. Karena itulah perlu adanya kerja sama dalam keluarga antara anak dan orang tua sehingga tercipta kondisi keluarga yang harmonis tanpa ada keeogisan dari masing-masing anggota keluarga.
Kesimpulan, dalam berkeluarga sebenarnya simpel untuk menciptakan lingkungan yang nyaman yaitu dengan saling mengerti antar anggota keluarga. Saling mengerti di sini dalam berbagai hal, dari sesuatu yang kecil sampai sesuatu yang rumit perlu didiskusikan secara demokratis. Semoga kita mampu membangun keluarga yang nyaman, tentram dan menjadi alasan terbaik untuk pulang setelah selesai dengan urusan masing-masing anggota keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar